Tidak ada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya.

Segala puji bagi Allah, Yang Maha Suci, Maha Hidup.
Segala puji bagi-Nya, Yang Maha Kuasa,
yang mengalah-kan hamba-Nya dengan kematian.

Showing posts with label CA Nasopharing. Show all posts
Showing posts with label CA Nasopharing. Show all posts

Sebuah Batas yang ku lalui (II)

kelap-kelip bintang dimalam hari, seirama dengan kedap-kedip mataku dalam kesendiriian. kerinduaan yang dalam, menggalayuti relung hatiku, aku merindukannya, merindukan si mungil yang baru beberapa bulan datang menghampiriku. begitu lama aku menanti tetapi saat ia datang aku tak ada di sampingnya itulah yanng membuatku tambah rindu dengannya, hanya celoteh ringan yang sesekali mampir ketelingaku saat aku menelopon ke istriku, beberapa lembar foto akhirnya datang juga sebagai pelipur lara penghapus rinduku.
denting alam ketiga bagi kehidupanku tlah bertalu setelah gema takbir di hari yang fitri, kucuran demi kucuran mimisan makin sering, pusing dan lemas, menghampiriku selepasnya. dan saat masuk kerja di awal bulan desember aku mimisan saat di beading room, enginnering room, dan dibeberapa tempat hampir satu minggu itu, mimisan tak kunjung berhenti, kalaupun tidak mimisan dihidungku yang makin amis slalu ada gumpalan kental merah tua dan kadang garis benang merah muda. akhirnya aku putuskan minta rujukan dari dokter in house klinik untuk berobat ke spesialis THT, aku dapat rujukan ke RS. Otorita Batam di sekupang.


hari pertama berobat hidungku masih pendarahan, sehingga Dr poppi (kalau tidak salah) menyarankan aku datang lagi setelah obat yang diberikan habis. tetapi saat itu aku sudah di suruh untuk foto rontgen dan dicek cekungan kiri dan kanan penuh cairan, sehingga analisa pertama masih singusitis( ini bawaan saya dari kecil), jadi aku tidak heran dengan analisanya memang aku singusitis. tapi saat di ruang rontgen ada pasien lain yang ikut ngantri denganku dia merasa takut kalau-kalau dia kena kanker atau tumor dihidungnya, saat itu aku hanya tersenyum dan berkata berdoa saja semoga yang terbaik yang di dapat dan aku ndak habis pikir khan yang dihidung paling polip atau singusitis saja.
seminggu kemudian aku minta rujukan lagi untuk datang ke RS. Otorita Batam, dari obat yang di berikan sebelumnya pendarahan dihidungku sudah mampat, sehingga dari lubang hidungku bisa dicek dengan alat yang panjang untuk melihat kedalam rongga hidung dan di dapati di rongga hidung sebelah kiri ada benjolan yang telah menutupi hingga ke rongga sebelah kanan. dan dari dr poppy di anjurkan untuk operasi pengambilan sampel untuk di kirim ke lab di jakarta untuk dicek jaringan yang ada di benjolan tersebut.

ini merupakan operasi pertamaku, aku menunggu di depan ruang operasi menunggu antrian, tadi saat pendaftaran aku ditanya mana keluarga yang mendampingi untuk menandatangani surat pernyataan, mendengar pertanyaan itu membuatku sedih dan seakan akan ada suatu hal yang besar yang akan terjadi, tapi tadi dr Poppy katanya hanya operasi kecil, apa sebenarnya yang terjadi dan yang ada dihidungku ?,ku tenangkan diriku dengan sejuknya air wudhu dan shalat sunnah di Mushala Rumah sakit.
saat aku kembali mengantri di depan ruang operasi setiap pintu terbuka selalu aku tengok, mungkin ini giliranku, tetapi ada seorang cewek keluar dengan sebelah mata diperban putih, beberapa kali pintu terbuka pemandangannya hampir sama, kenapa dibatam ini banyak yang sakit mata ? mungkin katarak aku pikir dan kenapa banyak cewek yang terkena ? khan batam kota industri, karyawan cewek lebih banyak dari pada cowok tempat aku bekerja saja satu shift ada sekitar 100 org cewek dengan 3-4 org cowok.
banyak pikiran yang terlintas di otakku dan aku berusaha untuk tetap pada pemikiran yang positif, dan berusaha menggumam lantunan dzikir dalam hati.akhirnya aku dapat antrian untuk masuk kedalam ruang operasi, aku lihat diujung lorong panjang ada kerumunan orang berpakaian putih, seksama aku perhatikan ada sebuah tempat tidur di tengah kerumana itu, oh itukah yang namanya operasi ?, aku juga disuruh tiduran di tempat tidur dekat pintu masuk, " tunggu dokternya datang, tiduran dulu yah ?" Perintah perawat yang menerimaku.
aku tiduran dengan gelisah, aku pandang dinding putih seekor semut sedang berjalan diluasnya dinding yang serba putih, sangat kontras sekali warna hitam semut itu, aku teringat dengan sebuah lagu lama tentang semut merah didinding sekolah, tapi tak ingat semuanya pencipta dan pelantunyapun aku tak ingat, tapi itu cukup untukku tuk berbagi dengannya, kusampaikan pada semut didinding, "seandainya apapun yang terjadi diruang ini, besok aku tak bisa menyampaikan pada keluarga dan semua temanku, sampaikanlah maafku pada mereka, dan pada anakku sampaikan salamku ".
dr.Poppy sampai juga di ruang operasi, aku di suruh duduk di kursi saja katanya lebih relaks dan tidak terlalu tinggi, dengan sebuah topi yang ada lampunya sebuah jepitan panjang dan pinset panjang, disuruh aku mendongak keatas diambilnya sebuah botol seperti semprotan nyamuk dan disemprotkan ke rongga hidungku rasanya pahit sampai ketenggorokan ( mungkin ini yang disebut bius lokal, aku pikir), dan sekali jepit dr. Poppy bilang sudah dan mengambilkan tisue untuk menghambat pendarahan dan beberapa tisue lagi yang telah dibasahi dengan alkohol, sampai aku rasa agak mendingan. dr. poppy memberiku sebuah botoil kecil berisi cairan dengan sebuah potongan kecil sebesar nasi, bawa ini keruangan mawar (kalau ndak salah) bilang ini hasil biopsi untuk dikirim kejakarta.
sepulang dari RS Otorita batam disekupang aku telepon kakak saya mas Daya yang juga seorang perawat di RS.Dr Kariadi semarang, mendengar penjelasan saya mas daya minta segera kasih kabar kalau hasil biopsinya sudah dianalisa dilab jakarta.


Selengkapnya...

Sebuah Batas yang ku lalui

sebagai manuasia aku mendabakan penerus dari diriku, sebagai bukti eksistensiku dan untuk meneruskan tongkat estafet kehidupan dan nilai kehidupan dari keluargaku. saat yang paling membahagian itu datang pada tahun 2005, dengan dikaruniai seorang anak mungil yang sangat menggemaskan. di lahir menjelang bulan Ramadhan tahun itu.
semua manusia sudah dituliskan garis hidup dan kehidupannya, demikian juga denganku. sebelum anakku lahir, ada sesuatu yang aku rasa beda pada diriku tetapi aku anggap biasa, "ah, ini sudah biasa, mungkin aku kecapean", itu yang slalu aku pikirkan, bahkan pernah saya utarakan dengan istriku, dia pun menganggap sama, cuma dia bilang "biarlah nantikan sembuh kalau sudah istirahat".
hari demi hari waktu tetap melangkah dengan detak detik yang tetap, dan berirama dengan keharmonisan alam, semakin hari aku rasa semakin tebal penyekat hidungku, dan dikala pagi aku ingin muntah, kadang diatara riak ataupun ingus pagiku ada bercak merah tua kental, kadang hanya seperti benang merah muda. namun perjalan hidupku tetap aku jalani seperti biasa, pagi berangkat kerja sore pulang.


di bulan juni istriku pulang kejawa, karena ingin melahirkan di rumahnya dan ingin dekat dengan ibunya, dari rumah istriku aku mampir kerumahku di Cilacap. kakak perempuan pertamaku pun menanyakan "kayaknya suaramua agak aneh, tidak seperti biasanya ?", "iya, lagi pilek nich " kataku masih tetap acuh dengan kondisiku.
sampai di batam pendengaranku agak berkurang, aku pikir " ah, ini karena habis naik pesawat ", saat aku ke klinik periksa pun tak ada yang aneh kata suster di in house klinik perusahaan tempat aku bekerja. karena aku kini sendiri jadi lebih banyak waktu untuk memikirkannya dan sempat aku diskusikan dengan istriku lewat telpon untuk periksa malah dia takut kalau nanti ketahuan malah jadi ngeri, aku pun menyadari istriku lagi hamil tua jangan sampai ada hal atau sesuatu yang dapat mempengaruhi psikologi dan kondisi kandungannya.
tapi irama dan denting alam tlah memberi tanda pembukaan pertunjukan akan segera dimulai di panggung sandiwara yang fana ini, saat aku repair mesin darah kental meluncur tanpa dapatku bendung dari hidungku, tapi itu masih aku anggap hal biasa, setelah istirahat di klinik sebentar dan hidungku sudah mampat tidak mimisan lagi, aku lanjutkan kerjaku.
bahkan waktu itu aku sempat menulis sebuah kata dalam hatiku, kalau ndaksalah kuberi nama file "si hidung bengkok", berisi tentang kondisiku, harapanku akan kelahiran anakku dan permohonan maaf bila aku banyak salahnya. file itu aku simpan di komputer kerjaku, bila datang waktunya untuk dibuka biarlah dia yang bercerita tentang diriku.
pada akhirnya hari senin tanggal 12 september 2005 jam 11.45 aku dapat telpon dari istriku, dengan nada bergetar "anak kita sudah lahir, laki-laki", Mahasuci Allah, Sgala puji bagi Allah. aku langsung minta ijin cuti cari tiket dan pulang hari itu juga, aku ingin cepat melihat anakku yang tlah lama aku tunggu. jam 10 malam aku sampai juga di klinik tempat istriku melahirkan.
hampir dua minggu aku dijawa, melepas rindu dan harapanku pada sikecil "dimas". setelah semua acara kelahiran, pemberian nama dan syukuran akhikoh selesai aku balik lagi ke batam dengan penuh kebahagiaan. Akhirnya aku masih bisa melihatnya lahir, aku masih diberinya waktu. sebegitu dalam rasa yang bergemuruh didadaku, dan kupendam mual dan amis yang kurasakan, senyum menghias dan meneggelamkannya dari wajahku, ini hari bahagia biar semua ikut bahagia.
Ramadhan tahun itu menambah sahdu dalam hatiku kekhusuan terasa merasuk dalam dada, denting alam kedua bersnadung rindu, belaian alam memikat hatiku, hangat menyelimuti dan mengalir dalam setiap aliran darahku, itulah saat ramadhan terindah bagiku, saat itu aku ingin melunasi hutang-hutangku, sampai aku minta ijin istriku untuk tidak mengirim THR tahun itu hanya untuk menyelesaikan semua kewajibanku. Koperasi yang aku pegang aku serahkan pada semua anggota, majalah dari majlis taklim aku serahkan pada pengurus yang lain. sepertinya aku tlah siap tuk mlanjutkan perjalananku pada pelabuhan selanjutnya, bahkan saat aku di masjid Nurul Islam muka kuning, di waktu kultum Subuh utusanNya menghampiriku walau hanya sekecap mata memandang tetapi begitu nyata yang kurasakan(walaupun hingga saat ini aku takdapat memastikanya siapa yang tlah menghampiriku saat itu).
peristiwa dan kejadian yang ku alami, begitu beraturan bagai sebuah sinetron dalam hidupku, yah inilah sinetron hidupku yang diiringi dengan alunan nada alam, Tiada Yang Lebih berkuasa dari-Nya, Yang Maha Kuasa.
(dilanjutkan)

Selengkapnya...